http://tosototokromo.blogspot.comhttp://tosototokromo.blogspot.com
Home > Musik > Iwan Fals – Suara Lantang Anak Bangsa
Iwan Fals – Suara Lantang Anak Bangsa
Iwan Fals Virgiawan Listanto, publik lebih mengenalnya sebagai Iwan
Fals. Namanya membumbung setelah mengeluarkan album bertitel Oemar Bakri
pada tahun 1981, suami dari Yos dan ayah dari (Alm) Galang Rambu
Anarkhi serta Anisa Cikal Rambu Basae ini benar-benar telah menjadi
idola sejak menelurkan album “Buku Ini Aku Pinjam” dan “Mata Dewa” pada
warsa 1988. Karirnya semakin melebar sejak mendirikan grup Swami dengan
hits Bento dan Bongkar di warsa 1990 yang kemudian dicekal penayangannya
di televisi karena pembesar rezim saat itu merasa tersinggung dan gak
mau disinggung.
Dilahirkan di tanah Jakarta pada tanggal 3 September 1963, sebagai anak
kelima dari sembilan bersaudara dari pasangan Haryoso dan Lies, Iwan
berangkat remaja dan bergaul bersama anak-anak berbagai lapisan. Iwan
yang ngamen dari satu warung ke warung lainnya pergaulan Iwan dengan
berbagai kalangan ini sangat mempengaruhi lirik-lirik lagu ciptaannya
yang sebagian besar bernada kritik sosial dan opini pedas.
Ketika SMP Iwan disekolahkan ke Jeddah, di sana Iwan tinggal bersama
tantenya yang memasukkan dia ke sekolah khusus anak-anak Indonesia yang
muridnya cuma beberapa puluh orang saja. Iwan menggambarkan masa-masa
itu sebagai masa penuh siksaan batin, karena hampir setiap hari ia rindu
untuk bisa pulang ke tanah air “Sungguh saya nggak betah. Yang ada
dalam pikiran saya waktu itu cuma satu, bagaimana caranya balik ke
Indonesia. Bagaimana supaya bisa berkumpul kembali dengan keluarga dan
teman-teman,” ujar Iwan mengenang.
Iwan Fals – Suara Lantang Anak Bangsa Tapi kesempatan yang singkat itu
dimanfaatkan oleh Iwan untuk pergi ke Ka’bah. Di sana ia berdoa meminta
pada Tuhan agar ditunjukkan jalan untuk kembali. “Saya bilang waktu itu
saya akan bersungguh-sungguh menjadi penyanyi yang tenar,” ujarnya
tersenyum. Do’annya ternyata dikabulkan. Maka pulanglah Iwan sambil
membawa gelar haji.
Begitulah Iwan Fals, kehidupannya penuh lika-liku perjuangan. Ketika
namanya sudah dikenal orang pun, Iwan masih sering ngamen dan bahkan
pernah jadi supir omprengan Pasar Minggu-Depok, pp.
Ketika berumur 20 tahun di tahun 1981, Iwan menelurkan album Oemar
Bakri, sejak itu album-album bernada kritisnya beredar di pasaran. Di
Pekanbaru ia pernah ditahan selama seminggu. Lalu di Kramat V Jakarta,
pernah harus lapor tiap hari, diinterograsi selama tiga bulan.
Kepopuleran nama Iwan membuat sutradara Sopan Sophian mengajaknya
bermain dalam film berjudul “Damai Kami Sepanjang Hari”. Film ini
menceritakan tentang kehidupan pengamen jalanan, diproduksi tahun 1984
dan diilhami dari lagu karya Iwan yang berjudul sama.
Meski demikian, nama Iwan benar-benar melekat di hati para remaja sejak
ia menggandeng Ian Antono (God Bless) untuk membantu penggarapan
album-albumnya. Ian menerjemahkan pekikan Iwan lewat musik yang
terpengaruh sentuhan rock. Maka lahirlah album Buku Ini Aku Pinjam
(1988), sebuah album berlirik sederhana, komunikatif, tapi tidak klise,
berpadu dengan gitar Ian yang garang. Jadilah album ini digandrungi
remaja. Album selanjutnya, Mata Dewa (1988) ternyata tak kalah sukses.
Tawaran show pun berdatangan dari berbagai penjuru tanah air. Pada saat
itu ia mungkin tidak pernah terpikir bahwa satu saat dirinya akan
melambung ke puncak popularitas bersama Saung Jabo, Naniel, nartoe,
Innisisri, Jerri, dan Tatas. Setahun kemudian, Jerri dan Tatas
digantikan oleh Totok Tewel dan Yockie Soerjaprayogo mereka mengeluarkan
album berjudul Swami (produksi Pt Airo Swadaya Stupa pada bulan Maret
1990 dengan mengandalkan lagu Bento dan Bongkar
Album Swami menjadi album terlaris sepanjang tahun 1990 karena dalam
kurun waktu tiga bulan mencapai angka penjualan 400 ribu keping!
Swami bubar pada tahun 1991. Iwan kemudian asyik dengan kelompok Kantata
Takwa yang antara lain beranggotakan Rendra dan Setiawan Djodi. Pada
tahun 1992, Iwan meluncurkan album Belum Ada Judul (Harp Record) dimana
ia mendapat bayaran bersih Rp200 juta! Saking ngetopnya Iwan ketika itu,
sampai anak-anak SLTA di Yogyakarta banyak mengganti badge Osis di baju
seragamnya dengan gambar Iwan Fals.
Tahun demi tahun pun lantas dilalui Iwan. Di tahun 2001, Iwan baru saja
mendukung pertunjukan Nyanyian Anak bangsa yang digelar di Graha Bhakti
Budaya, Taman Ismail marzuki, Rabu (11/4) lalu. Selain Iwan pertunjukan
dimaksudkan sebagai kegiatan intropeksi diri melalui kesenian itu juga
didukung oleh Fanky Sahilatua, Leo Kristi, H Sujiwo Tejo, Doel Soembang,
Connie Dio serta banyak musisi lainnnya. Tak ketinggalan juga penyair
Taufik Ismail dan Jose Rizal Manua.
Oi Iwan adalah sosok penyanyi yang dipuja dan cintai penggemarnya karena
keberanian dan lantangan lagu karya ciptaannya. Untuk para penggemar
setianya itu Iwan telah mendirikan YOI (Yayasan Orang Indonesia).
Bersama teman-temannya di Yayasan Orang Indonesia yang Moch Ma’mum
(wakil) Endy Aras (sekretaris) dan Yos (istri Iwan Fals sebagai
bendahara) serta Iwan sendiri sebagai ketua, mereka sepakat untuk
mendirikan Oi yang tidak ada arti atau singkatan hanya sebutan yang
bermaksud seruan atau panggilan.
Keberadaan Oi ini tentu saja menambah kedekatan Iwan dengan para
fansnya. Kongres pun beberapa kali diadakan dan hasil signifikannya
yaitu diputuskan empat garis besar untuk kegiatan Oi yaitu olahraga,
niaga, perpustakaan dan kesenian. Satu syarat lagi Iwan berharap Oi
tidak jadi partai politik sebab itu melanggar dari maksud dan tujuan
dibentuknya Oi meskipun masa Oi lebih banyak dari jumlah masa parpol
manapun di Indonesia :D Dan sampai saat ini Iwan Fals masih lantang
menyuarakan suaranya sebagai anak bangsahttp://tosototokromo.blogspot.com